Desa Sade, Romansa Hidup Suku Sasak di Lombok

Berkunjung ke sebuah desa yang mempunyai keunikan sejarah yang masih kental akan nilai aroma budayanya banyak kita temui diberbagai wilayah di Indonesia. Sebut saja Suku Nias di Sumatera, Suku Dayak Di Kalimantan, Suku Badui di Jawa Barat, Suku Toraja di Sulawesi, dan Suku Sasak di Lombok. Kali ini saya mempunyai kesempatan untuk berkunjung ke Desa Sade di Lombok. Oh iya Desa Sade berlokasi di daerah Rembitan, Kecamatan Puju, Lombok Tengah.


Perjalanan awal saya sebelum menuju Desa Sade, ialah dimulai dari pendaratan saya di bandara Lombok Internasional Airport, saat ini sudah banyak maskapai penerbangan seperti Lion Air, Garuda Indonesia, dan Airasia yang membuka penerbangan dari kota-kota besar di Indonesia untuk tujuan Lombok, karena pulau ini selain indah, eksotisme pantai yang memukau, dan juga sudah disiapkan pemerintah untuk menunjang wisata Bali, bersama 9 kota lain di Indonesia menuju 10 Bali Baru.

Baca Juga: Sasak Sade, Desa Tradisional di Lombok Tengah  

Ketika saya baru mendarat di Bandara Lombok tak perlu bersusah payah untuk menuju Desa Sade, karena lokasinya yang tak terlalu jauh dari bandara, hanya perlu memakan waktu sekitar 20menit saya sudah sampai di pintu masuk Desa Sade yang begitu terkenal tersebut. Untuk pertama kalinya saya mendatangi Desa Sade, saya langsung disambut oleh anak muda asli Suku Sasak yang mendiami Desa Sade, mereka begitu antusias menerima dan menyambut kedatangan saya, sembari berkeliling desa dan menjelaskan sejarah Desa Sade, saya juga diajak untuk belajar menenun kain khas Suku Sasak dan diajak masuk kesalah satu rumah warga. Salah satu mata pencaharian Suku Sasak di Desa Sade awalnya ialah berternak dan bercocok tanam, namun seiring berjalannya waktu ketika Desa Sade mulai terkenal di kalangan wisatawan, banyak perempuan Desa Sade yang berprofesi sebagai penenun dan berjualan kain tenun disepanjang jalan di kawasan Desa Sade. Kain tenun khas lombok berbagai macam variasi dan corak yang banyak dicari dan dijual ke wisatawan yang datang ke desa mereka untuk sekedar oleh-oleh buah tangan dan kenang-kenangan.


Akhirnya rasa penasaran saya terhadap tempat ini terjawab sudah, kita akan seperti dibawa pada sebuah tempat bersejarah yang seolah tidak tergerus oleh arus modernisasi kota Mataram. Rumah adat warga lokal yang begitu unik, dinding dan atapnya terbuat dari bahan-bahan alam, alas rumah yang terbentuk dari kotoran kerbau juga menjadi keunikan tersendiri bagi suku sasak yang mendiami Desa Sade.



Desa Sade ini merupakan tempat tinggal Suku Sasak yang merupakan suku asli Pulau Lombok. Salah satu keunikan Desa Sade ialah Pernikahan di Desa Sade masih dilakukan dalam satu rumpun, sehingga keaslian warganya masih sangat terjaga. Desa Sade memiliki salah satu tradisi unik, yakni pada tradisi perkawinan. Saat akan pria dan wanita akan menikah, perempuan harus diculik terlebih dahulu oleh pihak laki-laki. Nantinya, tempat bertemunya laki-laki dan perempuan sebelum si perempuan diculik adalah di depan pohon cinta.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Desa Sade, Romansa Hidup Suku Sasak di Lombok"

Posting Komentar